Senin, 18 Juni 2012

gfxUI di Windows 7 Ultimate

GfxUI mungkin telah banyak tulisan yang menggupas masalah tersebut akan tetapi bagi orang yang baru memiliki laptop akan binggung sendiri apalagi setelah proses Booting awal muncul tulisan "GfxUI has stoped working" ada beberapa kemungkinan ini bisa terjasi terutama bagi pemilik laptop dengan sistem operasi windows, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan ini bisa terjadi di dalam laptop tersebut:
  1. Adanya Corupt File pada saat instalasi Bahasa pemrograman C++ terutama penggemar C++, Hal ini dapa diatasi dengan cara menguninstall bahasa pemrograman tersebut, kemudian ganti dengan Bahasa yang baru teliti dahulu apakah File tersebut Corupt ataukah tidak, 
  2. Adanya kerusakan pada Internet Explorer, sebaiknya di Upgrade ke Versi yang baru, biar lebih aman dalam penggunaan, 
  3. Adanya kerusakan dibeberapa bagian registry, Cobalah perbaiki dengan software gratisan seperti C cleaner, yang dapat di download di Filehippo
 Mungkin ini tulisan ane yang masih newbie jika ada saran yang lebih baik ane terima via email, terimakasih

Jumat, 01 Juni 2012

Permohonan Maaf

Pertama-tama saya ingin mengucapkan kata maaf untuk sohib-sohib semuanya, :) mungkin ini untuk pertama kali lagi aktif dalam alam Bloger, untuk berikutnya saya akan menulis hasil oprekan saya yang tentunya masih belum karuan tapi sedikit banyaknya saya usahan bisa sedikit membantu

Rabu, 11 Januari 2012

Seni yang berwarna Coklat

Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.


Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang.
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh, serta beberapa ada yang berhasil menjadi, Tekonokrat, Biokrat, Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Salah satu seni yang terdapat didalam Pulau Madura adalah Karapan sapi, Kata karapan sapi sendiri berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas bersama-sama atau berbondong-bondong. Adapula anggapan lain yang menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari bahasa arab yang berarti kirabah yang berarti persahabatan. Dalam pengertiannya yang umum sekarang kerapan adalah satu atraksi lomba kecepatan sapi yang dikendarai oleh joki dengan menggunakan kaleles
Karapan sapi merupakan salah satu seni tradisional yang mengandalkan ketangkasan serta ketelitian dari si pengemudinya,  seni tersebut berasal dari daerah Madura yang pertama kali diperkenalkan oleh Pangeran katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad ke 13, pada awalnya terciptanya kesenian ini berawal dari ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. setelah melihat hasil dari gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak sang pangeran tersebut, alhasil setelah mengikuti jejak sang pangeran hasil panen yang didapat dari masyarakat tersebut subur dan makmur.
Karena hasil pertanian masyarakat Madura sangat subur dan makmur, maka dalam menggarap lahan itu para petani seringkali berlomba-lomba untuk menyelesaikan pekerjaannya. kesibukan berlomba-lomba untuk menyelesaikan pekerjaan itu akhirnya menimbulkan semacam olahraga atau semacam adu cepat dan merupakan salah satu kesenian yang merupakan “seni yang berwarna coklat” 
Berikut ini akan disampaikan beberapa macam kerapan sapi yang memberikan klasifikasi kepada jenis dan kategori peserta karapan tersebut berbagai macam karapan sapi itu adalah sebagai berikut
1.      kerap jar-ajaran (kerap latihan).
Kerap jar-ajaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya
2.      kerap keni(kerap kecil).
kerapan jenis ini peserta yang hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja, dalam kategori ini jarak yang ditempuh hanya sepanang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari, bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan, perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja,
3.      kerap raja(kerap besar).
Perlombaan yang sering juga kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari minggu, panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.
4.      kerap Onjhangan (kerap undangan).
kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakan kerapan ini. kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
5.      kerap karesidenan (kerapan tingkat karesidenan/gubeng).
kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di kota pamekasan.

   


Gambar diatas menunjukkan banyaknya sapi yang digunakan dalam karapan sapi, ada dua ekor sapi yang berwarna coklat, selain dinamakan seni tradisional juga dinamakan seni yang berwarna coklat, karena melihat warna dari dua ekor sapi tersebut yaitu yang berwarna coklat, seni ini mulai di jadikan sebagai ajang Nasional dikarenakan bertujuan mempersatukan area yang ada didaerah Madura dan sekitarnya,  seni ini juga dapat dijadikan sebagai ajang mempererat tali silahturahim antar warga baik sesama muslim maupun warga dengan aliran agama yang berbeda.
Penulis menjadikan tema tulisan ini mengandung unsur warna coklat karena warna coklat mengandung arti merupakan warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. dapat memberi keyakinan dan rasa aman, warna akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak. Penulis juga mengambil warna ini karena warna ini merupakan warna yang paling cocok karena pernah memberikan kesan tersendiri dan mempunyai kenangan yang sangat berarti, J
 Setelah mengetahui tentang Pulau Madura dan kesenian yang terdapat didalamnya kita sekarang telah mengetahui bahwa betapa kayanya bangsa kita yang terdiri dari ribuan pulau dan budaya yang mempunyai ciri khas tertentu yang dapat dijadikan sebagai aset nasional untuk menjadikan bangsa kita semakin kaya dan dilihat oleh dunia luar, akan tetapi besarnya bangsa kita ini dan beragamnya budaya yang terdapat di dalam bangsa kita jangan menjadikan itu sebagai salah satu alat untuk memecah belah bangsa akan tetapi sebagai alat untuk mempersatunya,

Kamis, 15 September 2011

Berkumpul

  Empat dalam satu ruangan(Peminum Minyak Tanah, Bensin, Cat Tembok dan Solar).
      Setelah Dokter dan Para Suster itu bergegas pergi terjadilah pembicaraan kecil antara Pa ATMA dan RENI ibu dari IHSAN, “Ren, saya pergi dulu y, ke kantor suami mu dan kembali lagi ke rumah untuk mengambil perlengkapan seperti, selimut serta pakaian ” ujar Pa ATMA,  y silahkan, terimakasih Pa, ujar Reni, ibu dari IHSAN, Pa ATMA dan Pa HERU pun bergegas pergi, setelah beberapa lama terjadilah perbincangan kecil antara seorang ibu yang sedang menunggu dengan Reni, Kenapa bu? ujar seorang ibu yang sedang menunggu anaknya, Anak saya yang pertama ini tidak sengaja meminum minyak tanah dan akhirnya mengeluarkan busa dari mulutnya, sahut ibu Reni sembari senyum kecil, kalau anak ibu sendiri kenapa ada diruangan ini timpal  ibu sahut RENI ibu dari Ihsan anak saya minum Bensin bu, jawab Ibu tersebut, lo Kobisa, timpal Reni  sambil terheran-heran, begini ceritanya dan kemudian Sang ibu tersebut bercerita mengenai kejadian anaknya meminum Bensin tersebut, sementara itu di lain tempat Pa Atma dan Pa Heru pun pergi menuju ke kantor Pa Reynald pun telah sampai di Kantor tersebut dia langsung menuju ke Pos Satpam dan menemui Satpam yang bernama Pa Budi dan percakapan kecilpun terjadi di antara ketiganya, Pa Tolong panggilkan Pa Reynald ucap Pa Atma pada Satpam tersebut, Ada apa Pa Tanya Satpam tersebut ke Pada Pa Atma, Begini Pa Ceritanya, Pa Atma pun mulai bercerita tentang kejadian pada waktu tadi pagi, ya sebentar saya panggilkan beliau Pa Sahut Satpam tersebut ke Pada Pa Atma dan Pa Heru, dan kemudian Satpam pun bergegas pergi menuju ke Kantor tempat bekerja Pa Reynald, di Lain tempat Ibu-ibu itupun yang sedang larut dalam pembicaraannya sembari menunggu anak-anak mereka yang sedang sakit, dan kemudian beberapa orang Suster pun datang membawa salah seorang dari Pasien baru, Pasien tersebut seorang anak perempuan kecil yang lucu dan ditemani dengan seorang Nenek dengan usia sekitar setengah baya, tak lama berselang setelah anak perempuan itu masuk kedalam ruangan itu kemudian susterpun membawa salah seorang pasien baru, anak laki-laki kecil yang sangat lucu, bersama seorang ayahnya saja

Kamis, 11 Agustus 2011

Batu (Rumah sakit)

Datang di waktu yang tepat. 
Setelah sampai didalam  ruangan ICU mereka pun kemudian ditemui oleh salah seorang suster yang bernama LILI dan pembicaraan kecilpun antara RENI yang sedang mengendong IHSAN pun dimulai, “ Sus, tolong anak saya sedang sakit dia secara tidak sengaja meminum minyak tanah dan kemudian  mengeluarkan busa dari mulutnya, sabar bu, ucap sang suster kepada RENI, sambil mengurus administrasi dan mulai mencatat sedikit tentang data diri IHSAN, “ maaf bu nama anak ibu siapa?” untuk keperluan administrasi sambil mengambil kartu data pasein dan  mengambil pulpen untuk keperluan menulis,”  nama anak saya IHSAN” Sahut RENI, umur berapa Bu? tanya suster kembali, tanpa terasa busa yang keluar dari mulut IHSAN pun berubah bercampur dengan darah dan wajah kebingungan pun mulai muncul di wajah RENI, ibu SITI dan Pa ATMA, Ibu SITI pun mulai angkat bicara, “ tolong sus ponakan saya segera di bawa keruangan scecepatnya seru mereka, dan suster pun segera menelepon ruangan yang dimaksud,”  bu dan bapa sebentar saya mengurus ruangannya, tukas suster ” silahkan masuk ke ruangan D10 itu ruangan yang khusus disediakan oleh kami untuk menangani anak-anak ucap sang suster, setelah kata-kata tersebut mereka langsung bergegas ketempat tersebut, setelah berjalan beberapa lama akhirnya mereka sampai di salah satu ruangan yang dipojok pintu bertuliskan ruangan D10, didalam  ruangan tersebut terdapat empat tempat tidur yang salah satunya telah berisi seorang anak kecil beserta ibunya yang sedang menunggu seorang anak kecil yang sedang tertidur yang hidungnya selipkan sebuah infus kecil, dan ibu tersebut menetap wajah RENI dengan senyum kecil dibibirnya, IHSAN pun segera ditempatkan ditempat tidur dan seorang Dokter dan beberapa suster pun  langsung berada dibelakang RENI dan keluarga Pa ATMA, pun senang melihatnya, IHSAN, setelah mengambil peralatan Dokter pun langsung memeriksa IHSAN setelah beberapa lama lalu dia menyuruh seorang suster untuk memberikan infuse ke tangan mungil IHSAN, setelah mengambil SAMPEL dari darah anak laki-laki kecil itu lalu dokter beserta suster yang lain pun bergegas pergi dari ruangan itu, “Alhamdulillah terimakasih ya Allah” seru RENI ibu IHSAN seraya menengadahkan tangannya keatas lalu membasuh mukanya,