Seiring berjalannya waktu usia kandungan UMI pun semakin lama semakin membesar dan menginjak bulan yang kesembilan, di suatu pagi UMI yang sedang asik memasak pun tiba-tiba merasakan sakit yang tak tertahankan “aduh masyaallah”, sambil mengerang memegangi perutnya yang tengah hamil, “Abi tolong bi”, seru UMI sambil memegangi perutnya dan meminta pertolongan, tapi tak ada seorang pun yang mendekatinya, satu dua menit pun berlalu tapi tanpa ada seorang pun yang mendekatinya, aki jarkon yang sedang asik membersihkan rumput di halaman rumah belakang pun terkejut mendengar suara sayup-sayup seorang wanita yang sedang menahan rintih kesakitan karna kandungannya yang sudah waktunya untuk melahirkan, dan segera aki jarkon berlari menemui UMI yang sedang merintih kesakitan menahan perutnya, sementara ABI sendiri sedang asik menggawasi dan membimbing para santrinya yang sedang menempuh ilmu agama di Pesantrennya, “umi tolong tenang sedikit mi” ucap aki jarkon kepada umi sambil berusaha menenangkan perasaan UMI, tolong panggilkan Abi ki, dia sekarang sedang menggajar di Madrasah ki, sahut UMI, segera setelah Aki jarkon memapah UMI kekamarnya, aki jarkon pun bergegas mengayuh sepeda yang berada dihalaman belakang rumahnya, sementara itu UMI pun menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh kontraksi kandungannya sambil menahan sakit akibat kontraksi kandungannya sambil menahan rasa sakitnya dia memegang perutnya sembari mengambil tasbih yang tergantung di dinding kamar tersebut, sementara itu Aki jarkon mengayuh sepedanya dengan cepat menuju ke Madrasah tempat Abi yang sedang mengajar, waktupun terus berlalu sakit yang dialami UMI pun semakin tak terbendung sekarang UMI berteriak ALLAHUAKBAR sambil menarik kain yang menjadi penutup jendela yang berwarna Abu-abu, tanpa terasa bayi mungil Perempuan cantik pun telah lahir dari rahim UMI, di tempat lainnya Aki jarkon yang sudah sampai di Lokasi Madrasah segera berlari menuju ke Pos Satpam tempat Pak Silo yang sedang jaga pada siang hari itu, setelah sampai di Pos jaga perbincangan kecilpun mulai berlangsung, huhuhuhu, Pak tolong sampaikan ke ABI kalau UMI sekarang sedang merasa kesakitan dikarenakan kandungannya, “sebentar Ki ujar”, Pak Silo, Pak Silo pun langsung bergegas menuju ke tempat ABI yang sedang mengajar, aki jarkon yang telah keletihan pun menunggu di Pos Satpam sembari mengipas ngipas keringatnya dengan kopeah(Topi yang biasa dipakai untuk Sholat) hitam dia, setelah beberapa lama menunggu Pak Silo pun kembali bersama ABI dan perbincangan kecilpun mulai berlangsung antara ABI dan Aki jarkon, “ada apa ki”? sahut ABI, UMI sudah mulai pecah ki air ketubannya, Astagfirullahaladhzim, sahut ABI, ayo kita pulang kerumah, dan ABI pun pulang bersama aki dengan menggunakan Sepeda Ontel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar