Senin, 30 Mei 2011

BATU DAN PERMATA

Kisah-kisah inspiratif tentang perjalanan hidup seseorang yang disajikan secara berseri setiap minggunya.
BATU(part 1).

1.      Menetapkan langkah kaki

Di pagi yang cerah seorang bayi mungil laki-laki lahir dari seorang ibu yang telah susah payah berjuang untuk bayi tersebut di sebuah tempat persalinan yang letaknya tidak jauh dari pinggir kota setelah proses tersebut berlangsung kemudian dilakukan  ritual adat keagamaan dalam islam yaitu  membisikkan suara lantunan Adzan dan Iqomah sebagai pertanda bahwa dia telah resmi beragama islam setelah itu bayi tersebut dibersihkan dengan air kran yang mengucur pada kamar mandi yang berada di belakang kamar persalinan tersebut kemudian diberi pakaian yang layak untuk seorang anak manusia yang masih suci hati dan pikirannya, Ibu dari anak itu bernama RENI yang berprofesi  sebagai seorang ibu rumah tangga sedangkan  Ayah dari anak itu adalah seorang pegawai kecil yang bertugas mengawasi lalu lalang lalu lintas kendaraan beroda empat yang berada di pusat kota tersebut, angan-angan tentang nama, impian dan  harapan telah dipikirkan oleh sepasang suami isteri tersebut agar kelak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya serta berguna bagi nusa dan bangsa, setelah berdiskusi lama mereka akhirnya menentukan nama anak tersebut adalah IHSAN.

Laki-laki mungil tersebut tumbuh dari mulai hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dengan didikan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya akan tetapi belum genap dua tahun IHSAN yang mungil pun mulai mendapat perhatian dari Allah Swt, Perkawinan kedua orang tuanya mulai dirundung masalah mulai dari masalah dari keluarga sendiri ataupun masalah Warisan yang di miliki oleh keluarga Besar Endang Sutedjo(salah satu keluarga besar yang memiliki harta yang melimpah di karenakan usahanya di bidang jual beli onderdil mobil) yang merupakan keluarga Besar dari REYNALD SUTEDJO yang merupakan ayahanda dari IHSAN sendiri, setelah beberapa lama masalah perkawinan kedua pasangan suami isteri tersebut berlangsung akhirnya mereka berdua sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan dan mereka pun akhirnya memilih untuk tinggal tidak bersama dengan Keluarga Besar Mereka yang terletak di  area Barat Kota Kecil itu dan lebih memilih tinggal di pusat kota tetapi dengan kondisi rumah yang cukup Sederhana. Dan Perjalanan laki-laki kecil tersebut pun di mulai dari sebuah rumah yang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar