Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang.
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh, serta beberapa ada yang berhasil menjadi, Tekonokrat, Biokrat, Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Salah satu seni yang terdapat didalam Pulau Madura adalah Karapan sapi, Kata karapan sapi sendiri berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas bersama-sama atau berbondong-bondong. Adapula anggapan lain yang menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari bahasa arab yang berarti kirabah yang berarti persahabatan. Dalam pengertiannya yang umum sekarang kerapan adalah satu atraksi lomba kecepatan sapi yang dikendarai oleh joki dengan menggunakan kaleles
Karapan sapi merupakan salah satu seni tradisional yang mengandalkan ketangkasan serta ketelitian dari si pengemudinya, seni tersebut berasal dari daerah Madura yang pertama kali diperkenalkan oleh Pangeran katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad ke 13, pada awalnya terciptanya kesenian ini berawal dari ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. setelah melihat hasil dari gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak sang pangeran tersebut, alhasil setelah mengikuti jejak sang pangeran hasil panen yang didapat dari masyarakat tersebut subur dan makmur.
Karena hasil pertanian masyarakat Madura sangat subur dan makmur, maka dalam menggarap lahan itu para petani seringkali berlomba-lomba untuk menyelesaikan pekerjaannya. kesibukan berlomba-lomba untuk menyelesaikan pekerjaan itu akhirnya menimbulkan semacam olahraga atau semacam adu cepat dan merupakan salah satu kesenian yang merupakan “seni yang berwarna coklat”
Berikut ini akan disampaikan beberapa macam kerapan sapi yang memberikan klasifikasi kepada jenis dan kategori peserta karapan tersebut berbagai macam karapan sapi itu adalah sebagai berikut
1. kerap jar-ajaran (kerap latihan).
Kerap jar-ajaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya
2. kerap keni(kerap kecil).
kerapan jenis ini peserta yang hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja, dalam kategori ini jarak yang ditempuh hanya sepanang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari, bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan, perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja,
3. kerap raja(kerap besar).
Perlombaan yang sering juga kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari minggu, panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.
4. kerap Onjhangan (kerap undangan).
kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakan kerapan ini. kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
5. kerap karesidenan (kerapan tingkat karesidenan/gubeng).
kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di kota pamekasan.
Gambar diatas menunjukkan banyaknya sapi yang digunakan dalam karapan sapi, ada dua ekor sapi yang berwarna coklat, selain dinamakan seni tradisional juga dinamakan seni yang berwarna coklat, karena melihat warna dari dua ekor sapi tersebut yaitu yang berwarna coklat, seni ini mulai di jadikan sebagai ajang Nasional dikarenakan bertujuan mempersatukan area yang ada didaerah Madura dan sekitarnya, seni ini juga dapat dijadikan sebagai ajang mempererat tali silahturahim antar warga baik sesama muslim maupun warga dengan aliran agama yang berbeda.
Penulis menjadikan tema tulisan ini mengandung unsur warna coklat karena warna coklat mengandung arti merupakan warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. dapat memberi keyakinan dan rasa aman, warna akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak. Penulis juga mengambil warna ini karena warna ini merupakan warna yang paling cocok karena pernah memberikan kesan tersendiri dan mempunyai kenangan yang sangat berarti, J
Setelah mengetahui tentang Pulau Madura dan kesenian yang terdapat didalamnya kita sekarang telah mengetahui bahwa betapa kayanya bangsa kita yang terdiri dari ribuan pulau dan budaya yang mempunyai ciri khas tertentu yang dapat dijadikan sebagai aset nasional untuk menjadikan bangsa kita semakin kaya dan dilihat oleh dunia luar, akan tetapi besarnya bangsa kita ini dan beragamnya budaya yang terdapat di dalam bangsa kita jangan menjadikan itu sebagai salah satu alat untuk memecah belah bangsa akan tetapi sebagai alat untuk mempersatunya,